Semua yang disemogakan. — Ucup

〃
2 min readSep 8, 2022

--

A letter to each of Mencuri Raden Saleh’s (2022) characters. Written wholeheartedly.

Ucup

Denger panggilan ‘Ucup’ selalu kepikiran bahwa di baliknya itu bocah sarungan sore-sore lagi beli di akang jual tahu bulat. Eh, ternyata kok ganteng begini?

Nggak, maaf ngelantur. Yusuf Hamdan itu lebih dari tampangnya. Ada otak nan jenius serta hati nan rapuh di baliknya. Ucup adalah bayangan, seorang kawan yang selalu ada di saat membutuhkan.

Cup, ketika hidupmu berpusara pada satu, kamu ‘kan lindungi sejauh dirimu mampu. Dekap setiap memori lekat-lekat hingga buku jari-jarimu membiru. Tetapi ingatlah, kode biner itu takkan pulang ke lain tempat lain selain layarmu, dan tidak ada rumah yang tawarkan nyaman senyaman tatapan matamu. Selama kamu menjadi dirimu sendiri, tidak akan ada yang berani mengurai simpul tiap hubungan yang kamu jalani.

Mereka berharga bagimu, dan seberharga itu pula kamu di mata mereka.

Tak apa sesekali gunakan hati. Tenggelam dalam rasa alih-alih merajut logika. Melihatmu memompa asam dalam pembuluh darah tiap kali plan tidak berjalan sesuai harap menyakitiku pula. Maka hiduplah tanpa penyesalan. Rengkuh mereka menawarkan maaf lebih besar dari yang kamu kira.

Ucup, sudah saatnya kamu dimengerti. Kamu telah habiskan waktu hapalkan jumlah acar yang diminta Piko di atas nasi gorengnya dan menyusun data tiap campuran warna bermakna apa — agar kamu bisa mengerti. Dan aku harap akan tiba saatnya di mana giliranmu untuk dipelajari. Apa yang kamu suka dan tidak, yang kamu inginkan dan yang telah kamu buang jauh-jauh. Because everyone deserves to be understood.

Semoga kamu kelak dapat hidup dengan utuh — merangkai kembali fragmen hati yang telah lama dianggap luruh.

Hadirlah, dan dunia ‘kan hadir untukmu.

Sincerely,

Aku yang juga sebenarnya takut ditinggalkan.

--

--