Semua yang disemogakan. — Piko

〃
2 min readSep 8, 2022

--

A letter to each of Mencuri Raden Saleh’s (2022) characters. Written wholeheartedly.

Piko

Seperti kata ayahmu, kamu adalah manusia paling kuat yang pernah aku temui.

Tetapi aku terlampau paham rasa ketika curahan hati tercekat di ujung lidah, dan hati mulai sesak menampung seluruh emosi. Maka kamu lantunkan marahmu dalam goresan pisau palet dan tangismu pada guratan kuas. Satu warna untuk satu emosi. Berharap akan ada yang mendengar selain meteran listrik yang berkedip dan jarum jam yang menari.

Pik, sangat mudah untuk merasa sendiri, kan? Kamu taruh jiwamu pada mereka yang terdekat, melihat lamat bahwa nyatanya umur percaya hanyalah sesaat. Tetapi jika kamu bertanya, aku akan tunjukkan seribu bukti bahwa salah bukan di tangamu, tetapi mereka yang dengan mudahnya hancurkan harapmu. Hatimu berhak dijaga, dan napasmu berhak diharga.

Kalau ada satu orang yang pantas menyumpah serapahi dunia, maka kamulah orangnya. Naiklah ke atas podium dan suarakan apa yang telah mereka rampas darimu. Tidak ada satu orangpun yang pantas ditemani kehilangan. Cukup sudah aku melihatmu mati, tak rela bila separuh jiwamu ditelan rindu sekali lagi.

Mereka — Ucup, Sarah, Gofar, Tuktuk, dan Fella — adalah keluarga barumu.

Bila pengkhianatan adalah takdir yang lebih buruk daripada maut, maka aku yakinkan di dekapan merekalah kamu disambut, dan di tengah tawa mereka kamu akan dihidupkan lagi. Jika Ucup adalah otak, maka kamu adalah hati yang menjaga setiap asa. Piko, lembutmu itu cahaya. Jangan sampai kamu kehilangannya.

Semoga lembayung senja yang kamu lukis tidak menyuarakan perpisahan, tetapi sebuah perubahan menuju malam yang jadi tempatmu berakar, dan tumbuh sekali lagi.

Percayalah, dan akan ada mereka yang menaruhnya sedekat mungkin dengan sanubari.

Sincerely,

Aku yang tiap lihat kamu rasanya kaya becermin.

--

--